Harga minyak mentah dunia kembali mencatat kenaikan signifikan. Pada akhir perdagangan pekan ini, harga minyak naik sebesar 1,4%, memperpanjang tren positifnya untuk dua pekan berturut-turut. Para pelaku pasar menyambut positif perkembangan global yang memberi sinyal pemulihan permintaan energi, terutama dari negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Tiongkok.

Investor mendorong harga naik setelah data ekonomi menunjukkan aktivitas industri AS mulai menguat, sementara Tiongkok medusa88 mencatat lonjakan impor minyak mentah. Kedua faktor ini memperkuat keyakinan pasar bahwa permintaan akan terus pulih seiring membaiknya kondisi ekonomi global.

West Texas Intermediate (WTI) naik ke level sekitar USD 79 per barel, sementara Brent, patokan global, bergerak mendekati USD 83 per barel. Para analis menilai bahwa optimisme pasar menjadi pendorong utama kenaikan harga, selain faktor teknikal dan ketatnya pasokan global.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC+) juga turut menopang kenaikan harga. OPEC+ mempertahankan kebijakan pemangkasan produksi secara sukarela hingga kuartal ketiga 2025. Langkah ini berhasil menjaga keseimbangan pasar dan mendorong harga tetap stabil di level tinggi.

Selain itu, ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan gangguan pasokan dari beberapa negara penghasil minyak turut memperkuat dorongan harga. Investor melihat risiko pasokan sebagai alasan untuk terus menanamkan modal di komoditas energi.

Di tengah ketidakpastian global, pasar menunjukkan keyakinan bahwa harga minyak akan tetap berada dalam tren naik, setidaknya dalam jangka pendek. Para trader dan institusi keuangan terus mengawasi perkembangan ekonomi global, kebijakan moneter, serta dinamika pasokan yang dapat memengaruhi harga lebih lanjut.

Dengan naiknya harga selama dua pekan berturut-turut, pasar minyak memberikan sinyal bahwa optimisme perlahan menggantikan kekhawatiran yang sempat membayangi sektor energi.

You May Also Like

More From Author