Pernyataan Presiden Joko Widodo saat menghadiri acara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kembali membuat publik heboh. Dalam suasana santai namun sarat simbol politik, Jokowi secara terbuka mengaku sedang menghitung peluang untuk menjadi Ketua Umum PSI. Ucapan tersebut langsung menyulut spekulasi di kalangan pengamat dan masyarakat: apakah Jokowi hanya bercanda, atau sedang mengirim sinyal serius?
Jokowi menyampaikan pernyataan itu di hadapan kader PSI dengan nada ringan, namun tajam. Ia menyebut bahwa sebuah partai yang solid dan muda seperti PSI perlu pemimpin yang visioner, sekaligus menambahkan bahwa ia sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk “bergabung lebih dalam.” Pernyataan itu disambut sorak sorai para kader, tapi juga memicu tanda tanya besar: apakah Presiden sedang menyusun strategi politik pasca-2024?
Pengamat politik menilai, meskipun ucapan itu terkesan santai, Jokowi memiliki kebiasaan menyelipkan pesan politik dalam setiap kesempatan publiknya. Ia pernah slot deposit 10k melakukan hal serupa dalam berbagai forum, dan sebagian akhirnya terbukti mengarah pada langkah konkret. Jika benar Jokowi mempertimbangkan posisi strategis di PSI, maka hal ini bisa mengubah peta kekuatan politik nasional secara signifikan.
Sementara itu, elite PSI tidak menepis kemungkinan tersebut. Beberapa petinggi partai menyatakan bahwa mereka terbuka jika Jokowi ingin bergabung secara resmi. Bahkan, mereka menyambut baik jika mantan wali kota Solo itu ingin memimpin partai berlambang mawar merah tersebut.
Di sisi lain, masyarakat terbagi. Sebagian menilai Jokowi hanya bercanda, sementara lainnya percaya bahwa ini bagian dari manuver politik jangka panjang.
Apakah ini sekadar gimik politik atau langkah awal menuju peran baru? Waktu yang akan menjawab. Tapi satu hal pasti—sinyal Jokowi soal PSI telah menghidupkan kembali spekulasi politik nasional menjelang 2024.