oneli – Sebuah tragedi udara yang mengerikan terjadi di atas Sungai Potomac pada Rabu malam, 29 Januari 2025, ketika pesawat komersial PSA Airlines Flight 5342 bertabrakan dengan helikopter militer U.S. Army Black Hawk. Insiden ini menewaskan semua 67 orang yang berada di kedua pesawat tersebut, menjadikannya salah satu bencana penerbangan terburuk di Amerika Serikat dalam 25 tahun terakhir.

Sebelum keberangkatan dari Wichita, Kansas, penumpang pesawat komersial termasuk para atlet dan pelatih dari kejuaraan skating AS. Salah satu penumpang, Spencer Lane, seorang skater remaja, sempat mengambil foto sayap pesawat yang terbentang di landasan pacu dan mempostingnya di Instagram Stories dengan caption “ICT->DCA,” merujuk pada kode bandara asal dan tujuan.

Pesawat komersial tersebut membawa 60 penumpang dan 4 awak kabin. Perjalanan slot kamboja selama 2 jam 35 menit menuju Bandara Nasional Ronald Reagan di Washington, D.C., berakhir tragis ketika pesawat mendekati landasan pacu 33 pada pukul 8:48 malam. Saat itu, pesawat bertabrakan dengan helikopter Black Hawk yang sedang dalam misi pelatihan.

Tabrakan di udara tersebut terekam dalam video yang menunjukkan bola api besar diikuti oleh asap dan puing-puing yang terbakar. Kedua pesawat jatuh ke Sungai Potomac yang gelap dan dingin. Tidak ada yang selamat dari insiden ini.

Korban tewas mencakup berbagai kalangan, termasuk profesor biologi, tentara, pilot berpengalaman, pramugari, dan keluarga dari para atlet skating muda. Salah satu korban, Sam Lilley, adalah co-pilot di pesawat tersebut. Ayahnya, Timothy Lilley, yang juga mantan pilot helikopter di Angkatan Darat, mengungkapkan kesedihannya atas kehilangan putranya dan rekan-rekan tentara yang menjadi korban tabrakan tersebut.

Tim penyelamat segera melakukan pencarian di Sungai Potomac, tetapi tidak ada yang selamat dari insiden ini. Operasi penyelamatan berubah menjadi operasi pencarian korban. Investigasi awal menunjukkan bahwa hanya ada satu petugas lalu lintas udara yang mengatur lalu lintas helikopter dan pesawat saat kejadian, padahal biasanya tugas ini dibagi antara dua orang.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memberikan pernyataan dan mengajak masyarakat untuk mengheningkan cipta bagi para korban. Namun, pernyataannya yang mengkritik kebijakan keberagaman dalam rekrutmen petugas FAA menuai kecaman karena dianggap tidak berdasar dan tidak menghormati para korban.

Tragedi ini mengingatkan kita akan pentingnya keamanan dan keselamatan dalam penerbangan. Investigasi lebih lanjut masih dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti dari tabrakan ini. Semoga para korban dan keluarganya mendapatkan tempat terbaik dan semua pihak yang terlibat diberikan kekuatan dalam menghadapi musibah ini.

You May Also Like

More From Author